|  | 
| 
Tanaman yang konon berasal dari 
Birma dan Cina ini digolongkan pada tumbuhan terna, dengan tinggi 30–45,
 tumbuh tegak dan memiliki umbi. Selain daunnya, umbi tanaman ini juga 
bisa digunakan sebagai obat. Pada saat ini tanaman daun dewa sudah 
banyak didapatkan di Pulau Jawa, bahkan sudah menyebar ke Pulau 
Sumatera. 
Efek Farmakologi  
Daun
 dan umbi dari tanaman daun dewa bisa dipergunakan sebagai obat 
antikoagulan (mengencerkan bekuan-bekuan darah), anti pembengkakan, luka
 terpukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan pendarahan (batuk 
darah, muntah darah, mimisan), mengurangi pembengkakan atau benjolan pada payudara, serta sangat efektif untuk obat memperlancar haid. Tanaman daun dewa juga memiliki rasa khas dan bersifat netral. Berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman empiris diketahui bahwa tumbuhan ini bersifat antikoagulan, antikarsinogen, antimutagenitas dan diuretic (peluruh kencing). Selain itu juga diketahui bahwa semua bagian tanaman ini dapat dipergunakan untuk mengobati tumor payudara dan luka bakar. 
Kandungan Kimia  
Berdasarkan
 hasil penelitian para ahli bahwa kandungan kimia yang terdapat pada 
tanaman daun dewa diantaranya berupa senyawa flavanoid, asam fenolat, 
asam klorogenat, asam kafeat, asam p-kumarat, asam p-hidroksibenzoat dan
 asam vanilat. Kandungan dan manfaat senyawa flavanoid, saponin, dan 
minyak atsiri diindikasikan dapat menurunkan kolesterol darah. Minyak 
atsiri pada daun dewa diduga dapat merangsang sirkulasi darah, juga 
bersifat analgetik dan anti inflamasi. Minyak atsiri dan flavanoid juga 
bersifat sebagai antiseptic. Senyawa lain yang terdapat pada daun dewa 
adalah alkaloid, tannin dan polifenol.  Daun Dewa, Kanker, dan Stroke  
DAUN
 dewa dikenal juga dengan sebutan bluntas China. Tumbuhan semak ini 
hidup di ketinggian 0-1000 meter di atas permukaan laut, dan tumbuh liar
 di beberapa kawasan hutan di Indonesia. Batangnya lunak berwarna hijau 
dengan alur memanjang. Ketinggiannya mencapai 30 sampai 50 cm.  
Daunnya
 tunggal berambut lebat, warna permukaan atas hijau tua dan bawah hijau 
muda. Panjang daun 8-20 cm, lebar 5-10 cm. Bunga keluar dari ujung 
tangkai, berwarna kuning. Akarnya membentuk umbi, dengan panjang antara 
3-6 cm berdiameter sekitar 3 cm.  
Tumbuhan ini 
kaya dengan berbagai kandungan kimia, seperti saponin, minyak atsiri, 
flavonoid, dan tanin. Efek farmakologisnya dapat mencairkan bekuan 
darah, menghentikan perdarahan, menurunkan panas, membersihkan racun, 
penghilang nyeri, dan antiradang. 
Daun dan Umbi 
Menurut
 Dr Setiawan Dalimartha dan Hadi dari Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, 
bahwa bukan hanya daunnya yang bermanfaat, juga umbinya dapat 
menghilangkan pembekuan darah di pembuluh darah, sehingga memungkinkan 
sebagai obat stroke dan jantung koroner. Selain itu umbinya berkhasiat 
untuk mengatasi bengkak karena memar, tulang patah, perdarahan sehabis 
melahirkan, dan sakit jantung. Daunnya berguna untuk luka pukul, 
melancarkan sirkulasi darah, menghentikan perdarahan, pembengkakan 
payudara, infeksi kerongkongan, terlambat datang bulan dan digigit 
binatang berbisa.  
Cara pemanfaatannya, antara 
lain direbus, lalu diminum airnya. Daunnya juga dapat dimakan mentah 
sebagai lalapan. Untuk pengobatan luar, daun segar atau umbi segar 
digiling halus lalu tempelkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti 
pembengkakan payudara, memar, bengkak akibat tulang patah, wasir, 
digigit hewan berbisa, luka bakar, tersiram air panas, luka berdarah, 
bisul, radang kulit bernanah, borok di kaki, cantengan dan kutil. 
Untuk
 luka bakar dan luka teriris, umbi daun dewa dipipis, tambahkan sedikit 
gula merah sehingga menjadi adonan seperti salep. Ramuan tersebut 
dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit, lalu dibalut. Untuk sakit 
jantung, ambil umbi segar 10 gram, tumbuk halus, tambahkan air 1/2 
gelas, saring ampasnya, minum airnya setiap sore, atau 2-4 lembar daun 
dilalap 3 kali sehari.  
Untuk perdarahan pada 
perempuan, batuk/muntah darah, dan payudara bengkak, ambil sebatang daun
 dewa dengan berat sekitar 15 gram, rebus dengan 3 gelas air sampai 
tersisa separonya. Setelah dingin, dibagi untuk 3 kali minum, yaitu 
pagi, siang dan sore, masing-masing 1/2 gelas.  
Untuk
 bisul dan koreng, ambil daun dewa dan daun sosor bebek, keduanya dengan
 ukuran sama banyak, setelah dipipis, ramuan ini ditempelkan pada bisul 
atau koreng, lalu dibalut.  
Mengatasi gigitan 
binatang berbisa, ambil umbi daun dewa secukupnya, tumbuk halus. 
Bubuhkan di bagian tubuh yang tergigit binatang berbisa, lalu dibalut. 
Bila panas pada anak, ambil daunnya, lalu tumbuk. Air perasannya 
diminumkan.  
Penelitian  
Mengenai
 khasiat daun dewa bagi penyembuhan kanker, empat mahasiswi Universitas 
Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pernah mengadakan penelitian pada tahun 
2003. Dengan dasar pemikiran proses perkembangan kanker sama dengan 
proses pertumbuhan pembuluh-pembuluh darah baru, mereka menguji efek 
ekstrak daun dewa terhadap pertumbuhan pembuluh darah baru. Mereka 
menggunakan telur ayam dengan embrio di dalamnya tengah berkembang, 
sebagai bahan percobaan.  
Ekstrak daun dewa yang 
mereka peroleh dengan menggunakan etanol diteteskan ke telur-telur itu 
dalam jumlah berbeda. Mereka juga menyiapkan sebutir telur yang berada 
dalam lingkungan yang sama sebagai perbandingan. 
Hasilnya,
 ekstrak daun dewa terbukti dapat menghambat pertumbuhan pembuluh darah 
baru. Pertumbuhannya terhambat sebanding dengan jumlah tetes ekstrak 
daun dewa yang diberikan. Dengan kata lain, semakin tinggi jumlah tetes 
ekstrak daun dewa, semakin terhambat pertumbuhan pembuluh-pembuluh darah
 baru. Sementara itu, pertumbuhan pembuluh darah baru di telur yang 
tidak ditetesi ekstrak daun dewa tetap normal atau tidak terhambat. 
Memang
 masih diperlukan penelitian lebih jauh mengenai khasiat daun dewa ini. 
Namun Prof Hembing, dalam paparannya di televisi, memasukkan daun dewa 
sebagai obat kanker/tumor selain temu putih. Menurutnya, daun dewa juga 
bisa untuk mengobati kesemutan, liver berlemak dan asam urat. 
''Saya
 tahu soal manfaat daun dewa. Saya memakai umbinya untuk mengobati istri
 saya yang kena kanker payudara. Saya bersyukur, istri saya pun akhirnya
 sembuh,'' kata Soemarsono, penduduk Pondok Gede, Bekasi mengenai 
pengobatan kanker dengan memanfaatkan khasiat tumbuhan alam.  
Ketika
 menyampaikan informasi ini beberapa waktu lalu, ia mengatakan bahwa 
istrinya ini sudah pernah dioperasi namun tak juga kunjung sembuh. 
Akhirnya setelah mendengar bahwa umbi daun dewa mampu mengatasi kanker, 
ia pun mulai meracik sendiri ramuan dari umbi tersebut untuk istrinya.  
Daun
 dewa (Gynura divaricata, Gynura segetum (Lour) Merr, atau Gynura 
pseudochina) cukup lama dikenal sebagai tanaman antikanker. Di beberapa 
daerah daun dewa dikenal dengan nama beluntas cina, atau samsit. Menurut
 penelitian dari Fakultas Farmasi UGM dan Badan Tenaga Nuklir Nasional 
(BATAN), secara laboratoris ekstrak etanol daun dewa mampu menghambat 
pertumbuhan tumor paru pada mencit (tikus putih kecil). Ekstrak ini juga
 mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. 
Pada 
beberapa tulisannya mengenai tumbuhan berkhasiat obat Indonesia Prof HM 
Hembing Wijayakusuma menyampaikan bahwa daun dewa memiliki banyak 
khasiat. Manfaat itu berasal dari daun dan umbinya. Daunnya berkhasiat 
untuk mengobati luka terpukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan
 pendarahan, pembengkakan payudara, melancarkan haid, dan lain-lain. 
Sementara umbinya berkhasiat untuk mengatasi bekuan darah pembengkakan, pendarahan, tulang patah, dan lain-lain. 
Daun
 dewa tergolong tumbuhan semak yang subur pada ketinggian 0-1.000 meter 
di atas permukaan laut. Tinggi tumbuhan ini bisa mencapai 50 cm. Daunnya
 tunggal bertangkai pendek berbentuk bundar telur berujung lancip. Kedua
 permukaan daunnya berambut dengan warna putih. Warna permukaan daun di 
bagian atas hijau tua, sedangkan di bawahnya berwarna hijau muda. 
Bunganya terletak di bagian ujung batang, berwarna kuning berbentuk 
bonggol.  
Efek farmakologis daun dewa adalah 
antikoagulan (koagulan=zat yang mempermudah dan mempercepat pembekuan 
darah), mencairkan bekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan 
perdarahan, menghilangkan panas, dan membersihkan racun. Daun dewa 
mengandung zat saponin, minyak atsiri, flavonoid, dan tanin. Efek 
farmakologis didapatkan dari seluruh tanaman.  
Dalam
 buku Kebun Tanaman Obat Karyasari disebutkan bahwa daun dewa juga bisa 
mengatasi kejang pada anak dan beberapa jenis pendarahan. Untuk 
mengatasi luka terpukul, tak datang haid, pendarahan pada wanita, 
pembengkakan payudara, batuk, dan muntah darah seluruh tanaman daun dewa
 ditumbuk, atau direbus, lalu airnya diminum. Bila anak-anak mengalami 
kejang beri minum air dari satu batang daun dewa. 
Bagian
 daunnya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kutil dan tumor. Untuk kutil
 haluskan daun dan ditempelkan pada bagian yang sakit dan biarkan hingga
 keesokkan harinya. Untuk mengatasi tumor, silakan makan daun dewa 
sebagai lalap. Untuk kanker buatlah ramuan dari 30 gram daun dewa segar,
 20 gram temu putih, 30 gram jombang yang direbus dengan 600 cc air 
hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan airnya diminum. 
Bagian
 umbi bisa dimanfaatkan untuk pengobatan luka terpukul, masuk angin, 
digigit ular, dan menghilangkan bekuan darah, serta mengobati stroke. 
Untuk luka luar, haluskan umbi, lalu tempelkan pada bagian yang sakit. 
Sedangkan untuk pengobatan dalam, umbinya ditumbuk halus dan ditambah 
air. Air perasannya diminum setiap sore hari. | 
Daun Dewa timpal diabetes, darah tinggi sampai kanker
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

 
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.