Siwak berbentuk batang, diambil dari akar dan ranting segar tanaman arak (Salvadora persica) yang berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon Arak adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, diameternya lebih dari 1 kaki, jika kulitnya dikelupas warnanya agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih, aromanya seperti seledri dan rasanya agak sedikit pedas. FUNGSI SIWAK ? Siwak berfungsi mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut. Kata siwak diambil dari kata arab ‘yudlik’ yang artinya adalah ‘memijat’ (yakni memijat bagian dalam mulut). Jadi siwak lebih dari hanya sekedar sikat gigi biasa. Selain itu, batang siwak memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walau dibawah tekanan yang keras, bahkan batang siwak yang berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara pas untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dan menghilangkan plaque. Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi. Perlu diketahui, bahwa sisa-sisa makanan yang ada pada sela-sela gigi, menjadikan lingkungan mulut sangat baik untuk aktivitas pembusukan yang dilakukan oleh berjuta-juta bakteri yang dapat menyebabkan gigi berlubang, gusi berdarah dan munculnya kista. Selain itu, bakteri juga menghasilkan enzim perusak yang ‘memakan’ kalsium gigi sehingga menyebabkan gigi menjadi keropos dan berlubang. Bahkan, pada beberapa keadaan bakteri juga menghasilkan gas sisa aktivitas pembusukan yang menyebabkan bau mulut menjadi tak sedap. Sekedar informasi bagi yang mempunyai anak balita yang sulit disuruh menggosok gigi menjelang tidur, apalagi kalo sebelum tidur dia biasa minum susu, dan setelahnya tidak berkumur-kumur dengan air, maka bisa dipastikan umur 3 tahun pun giginya udah banyak yang “gigis” atau mungkin sudah keropos sana-sini. Saat ini ada alternatif pembersih gigi, yaitu SIWAK, batang kayu kecil yang berupa serabut yang dapat dijadikan alternatif untuk membersihkan gigi. KANDUNGAN SIWAK Penelitian terbaru terhadap kayu siwak menunjukkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh bakteri, menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi. Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti :
CARA PAKAI
PENELITIAN Sudah ada penelitian tentang siwak pada gigi. Siwak mempunyai zat anti bakteri sehingga mengurangi jumlah bakteri di dalam mulut sehingga gigi menjadi sehat dan mencegah timbulnya gigi berlubang serta efek disinfektan yang terdapat di dalam siwak dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan gusi. Mineral yang terdapat di dalam siwak seperti Natrium Klorida, Kalium, Sodium Bikarbonat dan Kalsium Oksida juga berfungsi membersihkan gigi. Bau harum dan rasanya yang enak, timbul dari minyak alamiah berjumlah 1% dari seluruh komposisi. Selain itu di dalam siwak juga terdapat enzim yang mecegah penyakit gusi. Komposisi alamiah yang terdapat pada siwak, ditiru dengan menambahkan zat-zat seperti yang terdapat pada siwak, pada pasta gigi buatan. Penelitian lain menyebutkan bahwa siwak berasal dari pohon Salvadore Persica yang tumbuh di sekitar kota Mekah dan Timur Tengah, jarang mempunyai diameter lebih dari satu kaki. Siwak memiliki kandungan antara lain; trimetil amine, klorida, fluorida dan silika. Karena khasiatnya yang baik, bahan ini juga dibuat dalam bentuk serbuk dan digunakan dengan sikat gigi biasa Sebuah penelitian terbaru tentang ‘Periodontal Treatment’ (Perawatan gigi secara periodik/berkala) dengan mengambil sample terhadap 480 orang dewasa berusia 35-65 tahun di kota Makkah dan Jeddah oleh para ilmuwan dari King Abdul Aziz University, Jeddah, menunjukkan bahwa Periodontal treatement untuk masyarakat Makkah dan Jeddah adalah lebih rendah daripada studi yang dilakukan terhadap negara-negara lain, hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan siwak berhubungan sangat erat terhadap rendahnya kebutuhan masyarakat Makkah dan Jeddah terhadap ‘Periodontal Treatment’. Penelitian lain dengan menjadikan bubuk siwak sebagai bahan tambahan pada pasta gigi dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa campuran bubuk siwak menunjukkan bahwa prosentase hasil terbaik bagi kebersihan gigi secara sempurna adalah pasta gigi dengan butiran-butiran bubuk siwak, karena butiran-butioran tersebut mampu menjangkau sela-sela gigi secara sempurna dan mengeluarkan sisa-sisa makanan yang masih bersarang pada sela-sela gigi. Sehingga banyak perusahaan-perusahaan di dunia menyertakan bubuk siwak ke dalam produk pasta gigi mereka. WHO pun turut menjadikan siwak termasuk komoditas kesehatan yang perlu dipelihara dan dibudidayakan. Mari kita budayakan hidup sehat dengan bersiwak…!!! PENDAPAT ULAMA Al-Imam Asy-Syafi‘i rahimahullahu mengatakan: “Dalam hadits ini ada dalil bahwa siwak tidaklah wajib. Seseorang diberi pilihan (untuk melakukan atau meninggalkannya, pent.). Karena, jika hukumnya wajib niscaya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memerintahkan mereka, baik mereka merasa berat ataupun tidak.” (Al-Umm, kitab Ath-Thaharah, bab As-Siwak). Banyak faedah yang didapatkan berupa kebersihan, kesehatan, menghilangkan aroma yang tak sedap, mewangikan mulut, memperoleh pahala dan mengikuti Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Taisirul ‘Allam, 1/62) HUKUM BERSIWAK Hukum bersiwak adalah sunnah muakkadah karena anjuran Rosululloh Shallallhu ‘alaihi wasallam dan kesenantiasaan beliau melakukannya dan kecintaan beliau serta ajakan beliau kepada siwak tersebut. HADIST TERKAIT DENGAN SIWAK
KAPAN BERSIWAK Bagi seorang muslim dianjurkan untuk bersiwak di berbagai waktu dalam kesehariannya. Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Artinya : Kalau tidaklah memberatkan atas ummatku, sungguh aku akan menyuruh mereka bersiwak setiap kali berwudhu !. [Hadits Riwayat Bukhari no. 887, Muslim no.252 ini adalah lafadz Muslim, Pent.] Apabila dihitung dalam kesehariannya maka seorang muslim telah melakukan tidak kurang dari 20 kali bersiwak. Rinciannya yaitu, setiap sholat lima waktu, shalat sunnah rawatib (dua belas kali), shalat dhuha, shalat witir, ketika akan masuk rumah. Bersiwak adalah hal yang pertama kali dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika akan masuk rumah seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiallahuanha dalam shahih muslim. Oleh karena itu setiap Anda memasuki rumah maka mulailah dengan bersiwak, karena hal itu termasuk mengikuti sunnah, begitu juga ketika akan membaca al Quran, ketika bau mulut mukai berubah, bangun dari tidur, berwudhu. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda . "Artinya : Siwak itu membersihkan mulut dan diridhai Allah. [Hadits Riwayat Bukhary, 4: 137 secara muallaq , Ahmad juz VI, hal. 47, 62, 124 dan 238] ADAB BERSIWAK (Syaikh Abdul Aziz Muhammad As-Salman) Pertanyaan. Apa hukum bersiwak ? Apakah waktunya terbatas ? Jawaban. Bersiwak itu sunnah dilakukan pada setiap waktu berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu anha, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda. Artinya : bersiwak itu sebagai pembersih mulut dan diridhai oleh Allah [Hadits Riwayat Ahmad VI/47,62,124. An-Nasai no.5 dan Bukhari menyebutkannya secara taliq dalam bab As-Siwak Ar-Ruthbu wa Al-Yabisu Li Ash-Shaim II/682] Dan hadits dari Amir bin Rubaiah, dia berkata, Artinya : Aku melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam (berulang kali) €“hingga aku tidak bisa menghitungnya- bersiwak padahal beliau sedang berpuasa [Hadits Riwayat Ahmad III/445, Abu Dawud no. 2364 dan At-Tirmidzi no. 725 dan Bukhari menyebutkannya secara muallaq dalam Bab As-Siwak Ar-Rathbu Wa Al-Yabisu Li Ash-Shaim] Pertanyaan. Waktu-waktu kapan sajakah diutamakan bersiwak ? Sebutkan dengan jelas dan sertakan dalil-dalilnya! Jawaban. Waktu yang diutamakan untuk bersiwak adalah ketika bangun tidur, ketika berwudhu, ketika hendak masuk rumah, ketika hendak shalat, ketika hendak masuk masjid, ketika bau mulut berubah (tidak sedap) dan ketika hendak membaca Al-Quran. Adapun dalil keutamaan bersiwak ketika bangun tidur adalah berdasarkan hadits Hudzaifah Radhiyallahu anhu, beliau berkata. Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam apabila bangun malam membersihkan mulutnya denga siwak [Hadits Riwayat Bukhari no.42, 1085, Muslim no. 255. Abu Dawud no.55. An-Nasai no. 2, 1622 dan Ibnu Majah no. 286] Dan hadits dari Aisyah Radhiyallahu anha, dia berkata. Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak tidur pada malam hari atau siang hari kemudian beliau bangun melainkan beliau pasti gosok gigi terlebih dahulu sebelum berwudhu [Hadits Riwayat Abu Daud no. 57 dan Lihat Shahih Abu Dawud I/14 no. 51] Adapun dalil ketika bau mulut berubah tidak sedap adalah karena memang disyariatkannya bersiwak itu untuk menghilangkan bau yang tidak sedap. Adapun dalil ketika hendak wudhu adalah berdasarkan hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda. Artinya : Kalaulah tidak akan memberatkan umtaku, tentulah kuperintahkan kepada mereka supaya gosok gigi pada tiap-tiap berwudhu [Hadits Riwayat Malik, Ahmad, dan Nasai dan telah dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, sedang Imam Bukhari menyebutkan secara taliq] [2] Adapun dalil ketika hendak shalat adalah berdasarkan hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda. Artinya : Kalaulah tidak akan memberatkan umatku, tentulah telah diperitahkan kepada mereka supaya bersiwak pada tiap-tiap akan shalat [Hadits Riwayat Jamaah] [3] Adapun dalil ketika hendak masuk masjid dan rumah adalah berdasarkan hadits Al-Miqdad bin Syuraih yang diriwayatkan dari Syuraih, dia berkata, Aku bertanya kepada Aisyah, Apa yang pertama kali dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika telah masuk rumah ? Aisyah menjawab, Bersiwak [Hadits Riwayat Jamaah kecuali Bukhari dan Tirmidzi] [4]. Dan Masjid lebih utama dari pada rumah. [Disalin dari kitab Al-Asilah wa Ajwibah Al-Fiqhiyyah Al-Maqrunah bi Al-Adillah Asy-Syariyyah jilid I, Disalin ulang dari Majalah Fatawa 04/I/Dzulqaadah 1423H -2003M] _________ Foote Note [1] Asalnya gosok gigi dengan menggunakan kayu siwak (yaitu al-arok). Namun jika tidak ada, maka bisa dengan apa saja yang dapat membersihkan gigi dan mulut seperti sikat dan pasta gigi, sapu tangan dan semisalnya. [2] Malik I/66. Ahmad II/460 dan lainnya. An-Nasai (As-Sunan Al-Kubro) no. 3037, 3043 dan Bukhari secara taliq dalam Bab As-Siwak Ar-Rathbu wa Al-Yabisu Li Ash-Shaim. [3] Bukhari no.847. Muslim no. 252. Abu Daud no. 46. At-Tirmidzi no.23. An-Nasai no.7. Ibnu Majah no. 287. [4] Muslim no. 253. Abu Daud no.51. An-Nasai no.8. Ibnu Majah no.290 SIWAK DAN SHAUM Menyikat gigi ketika berpuasa tidak ada larangan bahkan tidak membatalkan puasa. Ini diperkuat dengan hadits yang disampaikan oleh Amir bin Rabi’ah yang disebutkan dalam kitab-kitab sunan, ia mengatakan, “Aku melihat Rasulullah berkali-kali menggunakan siwak ketika beliau sedang berpuasa.” Ia tidak membedakan apa yang dilihatnya, apakah sebelum tergelincirnya matahari atau setelahnya, ia menyebutkannya secara global. Biasanya yang dilihatnya itu adalah setelah tergelincirnya matahari, karena shalat siang hari semuanya setelah matahari tergelincir. Sedangkan siwak sangat dianjurkan dilakukan sebelum shalat. DI MANA MEMBELI ? Setahu saya, memang banyak pasta gigi+sikat gigi yang menyerupai cara kerja siwak dan zat2 yang terkandung didalamnya bahkan ada yang mengambil (maaf) merk SIWAK sebagai merk dagang yang dikomersialkan, namun serabut siwak yang mempunyai diameter lebih kecil daripada sikat gigi jauh mampu menjangkau lebih dalam bagian gigi dan cukup aman buat gusi. LEBIH JAUH Sebuah Skripsi tentang siwak dapat ditemui di sini http://skripsi.blogsome.com/ |
Siwak (Kayu Pembersih Gigi yang Diberkahi)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.