Albertus
Suharno langsung mendatangi dokter perusahaan di Batam, Riau. Ia
bekerja sebagai penyelia di perusahaan minyak asing. Hasil diagnosis
menyebutkan Suharno positif hipertiroid. 'Dokter juga tidak tahu
penyebabnya, tapi yang paling mungkin adalah stres akibat pekerjaan,'
kata suami Sri Widawati itu. Walau sakit, karyawan yang bertanggung
jawab terhadap operasional pengeboran tetap bekerja.
Setiap
akhir pekan, ia terbang ke Jakarta untuk memeriksakan diri ke Rumah
Sakit Pusat Pertamina sesuai rujukan dokter perusahaannya. 'Awalnya,
saya juga dirawat inap di rumahsakit itu selama 2 minggu,' kata Suharno.
Saat itu, ia diberi radioaktif yodium. Setelah mengkonsumsi kapsul cair
berwarna bening itu, kerabatnya yang masih kecil, perempuan hamil, dan
lanjut usia dilarang menjenguk. Sebab, obat itu berefek radiasi yang
mampu mengubah peta gen.
Hiperaktif
Menurut
Prof dr Slamet Suyono SpPD-KE, endokrinologis Rumahsakit Cipto
Mangunkusumo Jakarta, radioaktif yodium diberikan oral dalam bentuk pil
atau cairan. Gunanya untuk mengatasi kelenjar yang hiperaktif. 'Lebih
dari 80% pasien hipertiroid sembuh dengan dosis tunggal yodium
radioaktif,' katanya. Setelah mengkonsumsi pil radioaktif, tiroid
Suharno memang mengempis.
Selain
itu, suhu tubuh normal dan gemetar pada tubuh pun hilang. Sayang,
seminggu setelah pulang ke Batam, penyakit itu kambuh kembali disertai
rambut rontok. Menurut Prof Slamet Suyono rontoknya rambut akibat obat
radiasi untuk mengatasi hipertiroid. Disebut hipertiroid bila kadar
hormon T4 melebihi ambang normal, 4,3-12,4 ug/dl. Tiroid adalah kelenjar
berbentuk kupu-kupu di leher, di bawah jakun. Bobotnya kurang dari 28,4
g.
Meski
ringan, jangan anggap enteng tiroid alias gondok. Jika tiroid rusak
menimbulkan dampak besar bagi tubuh. Setiap aspek metabolisme tubuh,
dari detak jantung, pertumbuhan tinggi badan, hingga kecepatan tubuh
membakar kalori, melibatkan kerja hormon pada tiroid. 'Terganggunya
fungsi tiroid menyebabkan metabolisme tubuh terhambat,' kata
endokrinologis alias ahli penyakit dalam yang berhubungan dengan hormon
itu. Kelainan itu disebut trauma kelenjar.
Disebut
rusak jika fungsi kelenjar menyimpang dari fungsinya untuk memproduksi
dua macam hormon, T4 dan T3. Kondisi kelainan kelenjar bermacam-macam,
yakni hipotiroid, hipertiroid, dan eutiroid. Hipo artinya kelenjar gagal
memproduksi hormon seperti keadaan normal. Eutiroid terjadi bila
kelenjar membesar, tapi fungsinya berjalan normal. Hipertiroid justru
sebaliknya, kelenjar terlalu aktif memproduksi hormon hingga kadar T3
dan T4 melambung. Bobot tubuh pasien hipertiroid biasanya anjlok, mata
melotot, dan badan sering berkeringat. Penderita juga sering marah-marah
karena tidak bisa mengendalikan emosi.
Tinggi
Hipertiroid
mempengaruhi fungsi kelenjar hipotalamus dan testis. Beberapa penyebab
hipertiroid adalah penyakit graves, berlebihnya konsumsi hormon tiroid,
terjadi peradangan pada kelenjar tiroid, atau sekresi TSH (thyroid stimulating hormone) oleh kelenjar pituitari secara abnormal.
Karena tak kunjung membaik, Suharno mencari kesembuhan ke Singapura. Dokter Mount Elizabeth Hospital,
Singapura, mengatakan Suharno memang terjangkit hipertiroid. Itu sesuai
hasil laboratorium yang menunjukkan nilai hormon tiroid T4 sebesar 18,0
ug/dl. Nilai FTI sebesar 21,4 ug/dl; kadar normal, 3,9-14,0 ug/dl.
Sedangkan T3 sebesar 567 ng/dl; normal 80-220 ng/dl nilai TSH hanya 0,03
uIU/ml; kadar normal, 0,50-4,00 uIU/ml.
Dengan hasil laboratorium itu, dokter memberikan kembali pil radioaktif yodium 131 sebanyak 2 kali dan menyuruh mengkonsumsi propylthiouracil
(PTU) 100 mg selama 2 pekan. Ia menjalani perawatan di Singapura 6 kali
dalam 3 bulan. Hasilnya, bukan kesembuhan yang didapat tetapi tubuh
menghitam dan kurus. Bobotnya tersisa 48 kg; sebelum sakit, 54 kg.
Bahkan
nilai T3 tetap di atas ambang batas, yaitu 383 ng/dl; FTI 14,2 ug/dl,
dan TSH kurang dari 0,03 uIU/ml. Suharno hampir putus asa mencari
kesembuhan dengan obat kimia. Oleh karena itu ia menuruti saran
temannya, Karno, untuk mengkonsumsi ciplukan. Tanaman asal Peru itu
tumbuh di ladang atau lahan kosong. Buahnya bulat tertutup dalam kantong
mirip lampion. Sekilas bentuknya persis kantong kemih.
Itulah sebabnya ia diberi nama ilmiah Physalis peruviana.
Dalam bahasa Yunani physalis berarti kantong kemih. 'Untung ada tanaman
ciplukan di sekitar rumah,' kata Suharno yang tinggal di Cibinong,
Kabupaten Bogor. Ayah 4 anak itu mencabut 3 tanaman setinggi rata-rata
50 cm beserta akarnya. Kemudian, pria 64 tahun itu mencuci bersih dan
merebus ke-3 tanaman itu, termasuk buah dan akar, dalam 3 gelas air
hingga mendidih dan tersisa 1 gelas.
Ampuh
Ia
meminum segelas ramuan itu 1 kali sehari. Dua hari kemudian kegiatan
mengekstrak ramuan ciplukan berulang. 'Rasanya sangat pahit,' kata kakek
1 cucu itu. Sehari setelah 2 kali konsumsi ekstrak ciplukan, Suharno
merasakan perubahan. Seluruh gejala penyakit yang hinggap di tubuhnya
hilang. Saat bangun tidur, ia tak merasakan kelelahan.
Jantung
yang semula berdetak kencang atau tidak teratur alias palpitasi, suhu
tubuh tinggi, gelisah, berkeringat, sesak napas, tangan gemetaran, dan
otot lemah semuanya membaik. Yang menakjubkan jakunnya kempis. Sejak itu
ia sembuh dari hipertiroid. Sudah 16 tahun penyakit itu tak pernah
kembali merasuki tubuh Suharno.
Anggota
famili Solanaceae itu terbukti ampuh mengatasi hipertiroid. Ciplukan
mengandung senyawa asam sitrun, fisalin, asam malat, alkaloid, tanin,
kriptoxantin, dan vitamin C. Di Indonesia belum ada riset ilmiah yang
membuktikan kemujaraban kerabat tomat itu.
Namun, di mancanegara banyak ahli menelitinya. Mahmood Vessal dari Departemen Biokimia Shiraz University of Medical Sciences,
Iran, misalnya, membuktikan keampuhan ciplukan mengatasi hipertiroid.
Ia menginjeksi ekstrak ciplukan ke tikus betina dewasa. Hasilnya,
aktivitas lysyl-aminopeptidase (Lys-AP) pada pituari meningkat 50% dan 45% basomedial hypothalamus (BMH). Nilai itu mirip dengan pemberian beta estradiol 15 ?g selama 5-8 hari ke tikus.
Jika
tikus diberikan beta estradiol sekaligus larutan ciplukan meningkatkan
aktivitas enzim pituitari sebanyak 9% dan hipotalamus 5%. Dengan
meningkatnya aktivitas enzim hipotalamus dan pituari, sekresi TSH yang
tidak beraturan dapat dicegah. Departemen Farmasi Universitas Cartagena,
Kolumbia menemukan ciplukan bersifat imunomodulator alias peningkat
kekebalan dan juga antipembengkakan. Tumbuhan yang di sini disia-siakan
itu ternyata berkhasiat mengatasi hipertiroid. (Vina Fitriani).
|
Ciplukan, Obat Hipertiroid di Kebun Kita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.