Mari kita simak satu-persatu teknik mengolah obat tradisional untuk mendapatkan informasi berguna tentang hal itu.
Namun, ada hal-hal yang harus diperhatikan sewaktu merebus bahan obat. Ketika merebus bahan obat, pemakaian wadah penting untuk diperhatikan.
Wadah dari besi dan alumunium tidak disarankan karena racun yang dikeluarkan bahan tersebut bisa mencemari ramuan yang sedang dibuat. Alat untuk merebus yang dianjurkan adalah yang anti karat, tanah liat, dan kaca.
Teknik olah yang kedua adalah dengan cara menyeduh, yakni bahan obat dicampur dengan air panas tanpa proses pemasakan. Ini biasanya digunakan untuk konsumsi obat tradisional asal bunga, contohnya rosella dan daun segar.
Seduhan juga biasa dilakukan pada obat tradisional berbentuk serbuk. Serbuk bisa dibuat dari murni tanaman tunggal atau campuran dari beberapa jenis tanaman obat.
Memang, harganya sedikit lebih mahal dibandingkan obat tradisional yang tidak diekstraksi karena proses ekstraksi tanaman obat membutuhkan bahan baku dalam jumlah yang besar.
Walaupun begitu, Anda tidak akan dikecewakan karena tanaman obat (herbal) yang sudah diekstraksi pengaruhnya jauh lebih kuat dan lebih aman untuk ginjal.
Hasil ekstraksi tanaman obat biasanya dikapsulkan agar lebih praktis. Dengan pengkapsulan, masa simpan obat lebih tahan lama, lebih higienis, dan lebih aman karena terlindungi oleh selongsong kapsul.
Yang tak kalah penting, obat tradisional yang telah dikapsulkan telah terukur dosisnya sehingga sangat tepat digunakan dalam pengobatan. Menurut pakar naturopati Dr. Amarullah Siregar, pada dasarnya pemanfaatan obat tradisional bisa disesuaikan dengan selera masing-masing. "Boleh dilalap mentah, dijus, direbus, atau dibuat sup. Untuk mengurangi rasa pahit, bisa ditambah madu atau gula merah," paparnya.
Merebus adalah cara pemakaian obat tradisional yang paling mudah. Namun, menurut Amarullah, bila bertujuan untuk menjaga kesehatan, rebusan sederhana boleh dikonsumsi dengan catatan tidak adanya riwayat penyakit tertentu.
"Racikan sederhana tidak cukup lagi kalau sudah ada kelemahan dalam tubuh, baik karena faktor genetik atau memang mengidap penyakit tertentu," lanjut Dr. Amarullah. Agar memberikan manfaat optimal, obat tradisional yang dikonsumsi sebaiknya sudah dalam bentuk ekstrak serta sudah terukur dosisnya.
Memilih bentuk sajian obat tradisional yang tepat dapat menjadi tindakan yang bijak dalam proses pengobatan. Namun, ada hal lain yang juga harus diperhatikan dalam penggunaan obat tradisional.
Silakan kunjungi halaman Cara Bijak Gunakan Obat Tradisional untuk mendapatkan informasi yang Anda butuhkan dalam menggunakan obat tradisional.
Rebusan dan Seduhan
Bentuk sajian obat tradisional yang paling sederhana adalah bentuk aslinya (simplisia). Simplisia diolah dengan merebus atau menyeduhnya. Merebus adalah cara pemakaian obat tradisional yang paling mudah.Namun, ada hal-hal yang harus diperhatikan sewaktu merebus bahan obat. Ketika merebus bahan obat, pemakaian wadah penting untuk diperhatikan.
Wadah dari besi dan alumunium tidak disarankan karena racun yang dikeluarkan bahan tersebut bisa mencemari ramuan yang sedang dibuat. Alat untuk merebus yang dianjurkan adalah yang anti karat, tanah liat, dan kaca.
Teknik olah yang kedua adalah dengan cara menyeduh, yakni bahan obat dicampur dengan air panas tanpa proses pemasakan. Ini biasanya digunakan untuk konsumsi obat tradisional asal bunga, contohnya rosella dan daun segar.
Seduhan juga biasa dilakukan pada obat tradisional berbentuk serbuk. Serbuk bisa dibuat dari murni tanaman tunggal atau campuran dari beberapa jenis tanaman obat.
Ekstraksi yang Dikapsulkan
Ekstraksi adalah proses mengisolasi senyawa aktif dari tanaman obat dengan menggunakan pelarut seperti etanol. Obat tradisional dari tanaman obat yang sudah diekstraksi memiliki pengaruh yang jauh lebih kuat sehingga sangat tepat digunakan dalam pengobatan.Memang, harganya sedikit lebih mahal dibandingkan obat tradisional yang tidak diekstraksi karena proses ekstraksi tanaman obat membutuhkan bahan baku dalam jumlah yang besar.
Walaupun begitu, Anda tidak akan dikecewakan karena tanaman obat (herbal) yang sudah diekstraksi pengaruhnya jauh lebih kuat dan lebih aman untuk ginjal.
Hasil ekstraksi tanaman obat biasanya dikapsulkan agar lebih praktis. Dengan pengkapsulan, masa simpan obat lebih tahan lama, lebih higienis, dan lebih aman karena terlindungi oleh selongsong kapsul.
Yang tak kalah penting, obat tradisional yang telah dikapsulkan telah terukur dosisnya sehingga sangat tepat digunakan dalam pengobatan. Menurut pakar naturopati Dr. Amarullah Siregar, pada dasarnya pemanfaatan obat tradisional bisa disesuaikan dengan selera masing-masing. "Boleh dilalap mentah, dijus, direbus, atau dibuat sup. Untuk mengurangi rasa pahit, bisa ditambah madu atau gula merah," paparnya.
Merebus adalah cara pemakaian obat tradisional yang paling mudah. Namun, menurut Amarullah, bila bertujuan untuk menjaga kesehatan, rebusan sederhana boleh dikonsumsi dengan catatan tidak adanya riwayat penyakit tertentu.
"Racikan sederhana tidak cukup lagi kalau sudah ada kelemahan dalam tubuh, baik karena faktor genetik atau memang mengidap penyakit tertentu," lanjut Dr. Amarullah. Agar memberikan manfaat optimal, obat tradisional yang dikonsumsi sebaiknya sudah dalam bentuk ekstrak serta sudah terukur dosisnya.
Memilih bentuk sajian obat tradisional yang tepat dapat menjadi tindakan yang bijak dalam proses pengobatan. Namun, ada hal lain yang juga harus diperhatikan dalam penggunaan obat tradisional.
Silakan kunjungi halaman Cara Bijak Gunakan Obat Tradisional untuk mendapatkan informasi yang Anda butuhkan dalam menggunakan obat tradisional.
Informasi lengkapnya di: http://www.deherba.com/bentuk-obat-tradisional.html#ixzz2LSaY97UG
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.