Penyebab
dermatitis kadang-kadang tidak diketahui. Padahal, gangguan ini dapat
pula merupakan respons terhadap berbagai paparan seperti protein
tertentu, zat-zat kimia, bakteri, dan jamur. Respons tersebut biasanya
berhubungan dengan alergi.
Kata alergi sendiri untuk pertama kalinya digunakan oleh Von Pirquet (1906) yang mempunyai arti "reaksi yang berubah". Alergi dapat didefinisikan sebagai suatu reaksi tubuh yang berlebihan akibat kontak dengan benda asing atau agen fisik lainnya yang tidak berbahaya pada sebagian besar orang normal. Dermatitis alergika-yang merupakan suatu reaksi hipersensitivitas bawaan-disebut juga sebagai dermatitis atopik. Penderita dermatitis atopik dan atau keluarganya biasanya mempunyai penyakit-penyakit alergi lain seperti asma bronkhiale, pilek alergi, dan atau kaligata/urtikaria. Tiga bentuk Dermatitis atopik terdiri dari tiga bentuk. Yang pertama adalah bentuk infantil, dijumpai pada bayi berumur 2 bulan sampai dengan anak berumur 2 tahun. Kelainan kulit yang muncul berupa kemerahan berbintik merah di daerah pipi, lengan, dan tungkai. Kedua adalah bentuk anak yang dijumpai pada usia 3-10 tahun, dengan riwayat adanya bentuk infantil sebelumnya. Ada kelainan kulit berupa penebalan kulit dan berkurangnya warna kulit di daerah tengkuk, lipat siku, dan lipat lutut. Ketiga adalah bentuk dewasa, dijumpai pada usia 13-30 tahun dengan riwayat adanya bentuk infantil dan bentuk anak sebelumnya. Ada kelainan kulit di daerah tengkuk, lipat siku, dan lipat lutut. Kulit penderita biasanya kering dan tampak bersisik. Dermatitis alergi dapat pula dijumpai pada dewasa muda tanpa adanya riwayat penyakit dermatitis sebelumnya sebagai manifestasi alergi makanan. Saluran pencernaan manusia diperkirakan memproses 100 ton makanan selama masa hidupnya. Namun, individu dalam populasi tertentu yang mengalami alergi makanan hanya sedikit saja. Hal ini disebabkan oleh usus, yang dalam keadaan normal memiliki sistem pertahanan baik dan dapat mempertahankan diri terhadap berbagai paparan benda asing seperti bakteri, virus, parasit, dan protein makanan/alergen makanan. Bila suatu saat sistem pertahanan dalam saluran pencernaan ini terganggu, maka benda-benda asing tersebut di atas dapat melewati dinding usus dan menimbulkan berbagai gangguan. Sistem pertahanan saluran pencernaan ini dapat terganggu akibat adanya ketidakseimbangan flora normal dalam usus yang menyebabkan pertumbuhan jamur secara berlebihan. Makanan/alergen makanan adalah molekul makanan belum tercerna. Makanan yang masih dalam bentuk makromolekul ini dapat melewati dinding usus karena sistem pertahanannya terganggu. Alergen makanan tersebut oleh tubuh dianggap benda asing yang harus disingkirkan dengan suatu reaksi peradangan, yang manifestasinya dapat berupa dermatitis alergika, yaitu suatu reaksi peradangan pada kulit. Herbal berkhasiat Meniran (Phyllanthus niruri L) merupakan salah satu tumbuhan obat asli Indonesia yang sering digunakan masyarakat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Kegunaan utamanya adalah sebagai antiradang. Kandungan aktif tanaman meniran yang ada kaitannya dengan pengobatan penyakit kulit adalah kuersetin, merupakan senyawa flavonoid. Kuersetin bekerja dengan menghambat enzim histidin dekarboksilase sehingga produksi/ sintesis histamin terhambat. Histamin merupakan mediator penting pada penyakit alergi sehingga meniran akan menghambat reaksi peradangan akibat histamin pada dermatitis alergi. Jombang adalah tumbuhan obat asli Indonesia dengan nama latin Taraxacum officinale Weber et Wiggers. Di beberapa daerah, daun muda tumbuhan jombang ini sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lalap atau salad yang berkhasiat tonik. Taraxacum officinale Weber et Wiggers mempunyai kandungan, antara lain flavonoid yang dapat menghambat pembentukan prostaglandin dan leukotrien. Prostaglandin adalah mediator utama pada reaksi peradangan, yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan menimbulkan pembengkakan di daerah peradangan. Prostaglandin dan leukotrien bertanggung jawab untuk merekrut berbagai sel-sel radang, seperti eosinofil, ke daerah tersebut. Eosinofil selanjutnya dapat menimbulkan kerusakan jaringan akibat diekskresikannya berbagai molekul radikal bebas. Efek buruk radikal bebas ini dapat pula dikurangi oleh kandungan jombang yang lain, seperti p-hydroxy-phenylacetic acid derivat taraxacoside (dengan gugus fenol), vitamin C, flavonoid, dan b-karoten yang bersifat sebagai antioksidan. Menurut penelitian, meniran (Phyllantus niruri L) dan jombang (Taraxacum officinale Weber et Wiggers) dapat menekan jumlah eosinofil dalam darah pada model dermatitis alergika sehingga kedua herba tersebut dapat mengurangi kerusakan jaringan. Namun, karena penderita dengan dermatitis yang didasari oleh reaksi alergi pada umumnya mempunyai alergi terhadap alergen tertentu-seperti udang, kepiting, telur, tomat, dan sebagainya-maka diperlukan tes alergi terlebih dahulu. Berdasarkan tes alergi, individu tersebut dapat menghindari pencetus reaksi alerginya. Diana Krisanti Jasaputra dr M Kes Staf dosen di Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dan staf dokter di Klinik Asma dan Alergi dr Indrajana, Bandung |
Meniran dan Jombang Berkhasiat Antieksim
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.